MINI
HOLLAND WINDMILL
Makalah
ini disusun untuk memenuhi Ujian Praktik
mata
pelajaran TIK, Bahasa Indonesia dan Mulok PI
Anggota
Kelompok
1.
Fabio Bernariko 12-BHS2/8
2. Gabriela Christian 12-BHS2/9
3. Livia Amanda 12-BHS2/17
3. Livia Amanda 12-BHS2/17
4.
Michelle Chrisentia Gohat 12-BHS2/21
SMA
SANTA MARIA SURABAYA
JL.
RAYA DARMO 49 SURABAYA
TAHUN
2017
KATA PENGANTAR
Puji
Tuhan kami haturkan kehadapan Allah atas selesainya makalah Ujian
Praktik gabungan tiga mata pelajaran TIK, Bahasa Indonesia, dan Mulok
KWU. Makalah
ini kami susun kerja bersama anggota TIM dengan tugas yang
berbeda-beda. Penyelesain makalah memerlukan bimbingan dari berbagai
pihak terutama kepada guru pembina. Karena itu kami menyampaikan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Ruslan, M.Kom, sebagai guru TIK telah membimbing penulisan
program serta Flowcart
program
yang dilampirakan.
2.
Bapak F.X. Rudy Prasetya,SS.,M.Med.Kom, selaku guru Bahasa Indonesia
telah membimbing
penulisan
makalah Ujian Praktik ini
3.
Bapak drs. I Ketut Samudra,ST.,M.Pd. selaku guru Mulok KWU telah
membimbing pembuatan proyek maket Rumah Kincir Angin.
Makalah
ini masih jauh dari sempurna sehingga perlu masukan yang membangun
dari pembaca dan pembina. Sehingga nanti menjadi makalah yang
berkualitas dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul
...................................................................................................................
i
Kata
Pengantar
....................................................................................................................
ii
Daftar
Isi
.....................................................................................................................
iii
BAB
I: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.................................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah
..............................................................................................................
1
C.
Tujuan Manfaat
D.
Batasan istilah
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A.
Rumah Massa Depan Helipad
B.
Mikrokontroller
C.
Lampu LED
D.
Bahasa Pemrograman
BAB III PERENCANAAN PEMBUATAN PROYEK
A.
B.
C.
D.
BAB IV ANALISIS DATA PROYEK
A
B
C
D
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Kesan dan Saran
BAB III PERENCANAAN PEMBUATAN PROYEK
A.
B.
C.
D.
BAB IV ANALISIS DATA PROYEK
A
B
C
D
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Kesan dan Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kincir
angin pada awal keberadaannya di Belanda sekitar abad 13 berfungsi
untuk
mendorong air ke lautan agar terbentuk daratan baru yang lebih luas, karena letak dataran Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Walaupun sudah ratusan tahun rumah kincir angin ini ada, manfaat rumah kincir angin dari Belanda ini kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena kurangnya sosialisasi dan peran serta dari pemerintah untuk mengaplikasikan manfaat dari rumah kincir angin, padahal rumah kincir angin ini memiliki fungsi yang banyak.
mendorong air ke lautan agar terbentuk daratan baru yang lebih luas, karena letak dataran Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Walaupun sudah ratusan tahun rumah kincir angin ini ada, manfaat rumah kincir angin dari Belanda ini kurang populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena kurangnya sosialisasi dan peran serta dari pemerintah untuk mengaplikasikan manfaat dari rumah kincir angin, padahal rumah kincir angin ini memiliki fungsi yang banyak.
Selain
itu, masyarakat Indonesia lebih mengenal kejadian unik atau kejadian
misterius rumah kincir angin. Sering sekali terdengar kasus bunuh
diri dan hantu gentayangan di dalamnya, apalagi kasus tersebut
diceritai oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke rumah kincir angin
di Belanda. Kasus tersebut tersebar dengan cepat, hingga merubah pola
pikir masyarakat tentang manfaat rumah kincir angin menjadi “rumah
misterius”.
Dari
hal itu, masyarakat Indonesia harus merubah pola pikirnya, dengan
sering membaca manfaat atau fungsi dari rumah kincir angin yang
seharusnya memiliki peran sangat penting bagi para petani di Belanda
yang bekerja di ladang. Salah satu fungsinya yaitu, mengeringkan
hasil panen dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Dalam
hal ini, rumah kincir angin sangat efektif dan efisien untuk
digunakan para petani.
Berdasarkan
kenyataan dan harapan di atas, penulis mencoba merancang proyek
pembuatan rumah kincir angin. Rumah dengan perabotannya dikendalikan
oleh chip mikrokontroller sehingga pemakaian listriknya lebih efisien
serta tepat sasaran. Masyarakat Indonesia juga bisa mengetahui
bagaimana rumah kincir angin ini memiliki manfaat untuk pekerjaan
para petani, bukan sekedar cerita misterius yang sering mereka dengar
dari wisatawan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah secara umum adalah:
"Bagaimana
merancang rumah kincir angin, di samping sebagai mengeringkan hasil
panen dan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan ?”
Rumusan
umum di atas diuraikan menjadi beberapa masalah secara khusus:
1.
Bagaimana bentuk rumah kincir angin depan berupa maket?
2.
Bagaimana merancang perabotan terutama kelistrikkannya?
3.
Bagaimana sistem pengendalian perabotan rumah kincir angin dengan
sistem komputer?
C.
Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan: Membangun bentuk maket rumah kincir angin sederhana tetapi
masyarakat dapat melihat bagaimana manfaat rumah kincir angin
tersebut.
2,
Manfaat: Rumah berupa maket dapat dimanfaatkan sebagai contoh untuk
mengatasi masalah pola pikir masyarakat yang menganggap rumah kincir
angin adalah rumah misterius, serta menjelaskan cara bekerjanya.
D.
Batasan Istilah
Rumah
artinya salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu, bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun
hewan.
Kincir
angin sebuah alat yang mampu memanfaatkan kekuatan angin untuk
dirubah menjadi kekuatan mekanik.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.
Rumah
Rumah
adalah tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang
layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah
dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati
kehidupan, beristirahat, dan berkumpul bersama dengan keluarga. Di
dalam rumah penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di
dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu
untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan
tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan,
kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa
hidupnya. (Frick, 2006)
Rumah
merupakan sebuah bangunan tempat manusia tinggal dan melangsungkan
kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu
diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam
suatu masyarakat. Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang
berlaku bagi warganya.
(Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
(Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
2.1.2.
Kincir Angin
Kincir
angin adalah sebuah mesin yang digerakkan oleh tenaga angin untuk
menumbuk biji-bijian. Kincir angin juga digunakan untuk memompa air
untuk mengairi sawah dan mengeringkan hasil panen dengan pemakaian
energi yang ramah lingkungan. Seiring perkembangan jaman kincir angin
lebih modern. Kincir angin modern adalah mesin yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik, bisa disebut juga Turbin Angin.
(Mangihot Pasaribu, 2017)
Maka
dari itu, Rumah Kincir Angin adalah rumah bagi kincir angin, karena
kincir angin tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya rumah tersebut.
Selain itu, Rumah Kincir Angin memiliki banyak kegunaan (multifungsi)
yang berarti rumah adalah tempat tinggal dan kincir angin sebagai
pelengkap untuk pekerjaan para petani.
2.1.2.
Mikrocontroller
Mikrocontroller
atau Pengendali Mikro adalah sistem mikroprosesor lengkap yang
terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroller berbeda dari
mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena di
dalam sebuah mikrokontroler umumnya juga telah berisi komponen
pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan antarmuka
I/O, sedangkan di dalam mikroprosesor umumnya hanya berisi CPU saja.
(Wikipedia, 2016)
Mikrocontroller
sebagai teknologi baru, dengan kandungan transistor yang lebih banyak
namun hanya membutuhkan ruang yang kecil sehingga mikrocontroller
dapat diproduksi secara masal, hal tersebut membuat harganya menjadi
lebih murah dibandingkan dengan mikroprosesor. Mikrocontroller ini
hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan
dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan
canggih. (Elektronika Dasar, 2012)
Rumah
Kincir Angin yang kita buat, menggunakan perabotan Mikrocontroller
Chip karena tidak membutuhkan tenaga listrik yang besar, harga yang
lebih murah serta lebih efisien saat digunakan dalam pembuatan maket
kami.
2.2.
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kincir
angin didokumentasikan pertama tahun 200 SM yang dibuat oleh Persia
untuk melilitkan gandum. Kincir angin awal ini memiliki desain akses
vertikal dengan layar yang terbuat dari alang-alang atau kayu,
tingginya sekitar 5-9 meter. Kincir angin ini pernah diperkanlkan di
Kekaisaran Romawi sekitar 250 AD. Kincir angin menjadi umum di Eropa
sekitar abad ke-11. Kincir angina belanda yang digunakan di Delta
Sungai Rhine untuk menyediakan dranaise pada abad ke-14.
Seiring
perkembangan jaman, kincir angina semakin berkembang, dan mulai
dikenal dengan Turbin Angin yang pertama kali digunakan untuk
pembangkit listrik di Juli 1887, Skotlandia, dimana turbin digunakan
untuk mengisi baterai untuk penerangan rumah James Blyth, seorang
sarjana Skotlandia. Dari hal tersebut, dikembangkan oleh ilmuwan
Amerika Charles F Brush di Cleveland, Ohio, USA.
2.3.
Kerangka Konsep Berpikir
Rumah
Kincir Angin ini memiliki manfaat yang sangat banyak, sayang sekali
jika masyarakat Indonesia tidak mengenal manfaat dari Rumah Kincir
Angin tersebut. Maka dari itu, kami membuat maket ini bertujuan
mengubah pola pikir masyarakat bahwa Rumah Kincir Angin bukanlah
Rumah “Horror” atau “Misterius” yang sering terjadi kasus
bunuh diri atau adanya hantu gentayangan dan mengaplikasikan peran
serta Rumah Kincir Angin sebagai tempat tinggal dan juga sebagai alat
kerja para petani untuk mengeringkan hasil panen serta menghasilkan
energi yang ramah lingkungan.
BAB
III
PERENCANAAN
PEMBUATAN PROYEK
- Rumah Kincir Angin
Rumah masih berupa
maket yaitu modelnya seperti Rumah Kincir Angin yang sering kali
ditemukan di Negara Belanda.
Rumah
masih berupa maket yaitu model terdiri dari 3 lantai. Lantai 1
sebagai tempat usaha dan perkantoran, hiburan bahkan diskotik.
Lantai
2 sebagai tempat tinggal bersama keluarga dengan perabotan serba
otomatis dengan pengendalian mikrokontrller serta ruang operator
untuk mengendalikan sistem mikrokontroller.
Lantai
3 berupa landasan helipad yang dapat menampung sebuat pesawat
Helikopter atau taxi Drone serta ruang kendali pesawat yang
representatif.
B.
Alat dan Bahan
1.
Mekanik Proyek
a.
Kertas Gabus
b.
Lem Tembak
c.
Isolasi
d.
Triplek
e.
Aksesoris untuk menghias
2.
Elektronika
a.
Mikrokontroller Arduino
b.
Led dan Resistor
c.
Sensor dan Speaker
d.
Kabel, timah solder
e.
Motor DC
C.
Bog Diagram Proyek
D.
Cara Kerja Proyek Umum
Secara
umum, Rumah Kincir Angin adalah tempat tinggal serta alat kerja untuk
para petani. Biasanya, Rumah Kincir Angin ini digunakan untuk
mengeringkan hasil panen dan memompa air untuk ladangnya, sehingga
memudahkan petani bekerja. Selain itu, Rumah Kincir Angin ini sangat
efektif dalam pemakaian energinya.
BAB
IV
ANALISIS
DATA PROYEK
A.
Spesifikasi Maket
Spesifikasi
maket rumah kincir angin dirancang dengan ukuran kecil:
Luas
tanah Windmill : 20cm
Tinggi:
26.5cm
Lebar:
19.6cm
Spesifikasi
Bahan
Alas
Triplek:
Bahan
dinding dan Apat:
Lem
tembak
Spesifikasi
Alat
Mikrokontroller
Type Atmega328
Lampu
LED:
Resistor
Gip
Kabelnya
engkel:
Timah
ukuran:
Sensor
cahaya:
Tombol
push on:
B.
Kinerja Proyek
Kelebihan
Proyek
Kelebihan
dari proyek ini adalah dapat melihat bagaimana cara kerja dari Rumah
Kincir Angin dan diharapkan para masyarakat Indonesia bisa mengubah
pola pikir karena adanya isu-isu yang tersebar tentang Rumah Kincir
Angin adalah Rumah Misterius. Selain itu, dengan adanya
microcontroller chip, proyek ini berjalan dengan baik tanpa
menggunakan tenaga listrik yang besar.
Kelemahan
Proyek
Kelemahan
dari proyek ini adalah bahannya dari kertas gabus dan triplek
sehingga rawan rusak atau patah jika kena air, tersenggol maupun
jatuh. Selain itu, butuh waktu pengerjaan yang cukup lama kurang
lebih 1 bulan..
C.
Flowcart Program
1
Lagu
3 Warna
1 Kincir
3 Warna
1 Kincir
Cahaya
: X
Lagu : L
Lagu : L
START
INT......
INPUT
CAHAYA, LAGU
Siang X>....
Malam Nyala L=.... Mati
X<......
X>....... L=1 L=0
Lampu
Nyala Musik Main
3 Warna
END
D.
Lampiran Program TurboC++ Versi Arduino
int
z;
int
M = 2;
void
setup() {
//
put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
pinMode(M,
OUTPUT); // MotorDC
pinMode(3,
OUTPUT); // Bunyi
pinMode(4,
OUTPUT); // Merah
pinMode(5,
OUTPUT); // Hijau
pinMode(6,
OUTPUT); // Kuning
}
void
loop() {
//
put your main code here, to run repeatedly:
z
= analogRead(A0);
Serial.println(z);
delay(200);
digitalWrite(M,
HIGH);
delay(5000);
if(z>1000){
noTone(3);
delay(1000);
tone(3,264,200);
delay(200);
tone(3,297,200);
delay(200);
tone(3,330,200);
delay(200);
tone(3,352,200);
delay(200);
tone(3,396,200);
delay(200);
tone(3,440,200);
delay(200);
tone(3,495,200);
delay(200);
tone(3,528,200);
delay(200);
digitalWrite(4,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(4,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(5,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(5,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(6,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(6,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(6,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(5,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(4,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(6,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(5,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(4,
LOW);
delay(200);
}
if(z<1000){
noTone(3);
delay(1000);
tone(3,528,200);
delay(200);
tone(3,495,200);
delay(200);
tone(3,440,200);
delay(200);
tone(3,396,200);
delay(200);
tone(3,352,200);
delay(200);
tone(3,330,200);
delay(200);
tone(3,297,200);
delay(200);
tone(3,264,200);
delay(200);
digitalWrite(6,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(6,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(5,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(5,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(4,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(4,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(6,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(5,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(4,
HIGH);
delay(200);
digitalWrite(4,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(5,
LOW);
delay(200);
digitalWrite(6,
LOW);
delay(200);
}
}
BAB
V
KESIMPULAN
- Kesimpulan
Berdasarkan uraian
BAB I sampai BAB IV dapat diberikan kesimpulan bahwa Rumah Kincir
Angin memiliki banyak manfaat yang bisa mengatasi permasalahan bagi
para petani dalam hasil panennya, serta penggunaan energinya yang
lebih ramah lingkungan. Selain itu, lebih produktivitias, efisiensi,
dan efektivitas kinerja. Tidak hanya berperan sebagai alat bantu
kerja tetapi juga tempat tinggal.
Dalam sistem
pengontrolan Rumah Kincir Angin secara otomatisdengan mikrokontroller
dapat membuat masyarakat Indonesia mengetahui bagaimana manfaat dari
Rumah Kincir Angin tersebut. Pengembangan lebih lanjut, Rumah Kincir
Angin ini akan dirancang lebih baik lagi dengan penggunaan teknologi
yang sudah berkembang di jaman sekarang gunanya untuk lebih
memperjelas peran serta dari Rumah Kincir Angin tersebut.
B.
Kesan Saran
Kesan:
Dari
pembuatan maket ini, kami memiliki rasa kerja sama dengan sesama
anggota kelompok, membangun rasa persaudaraan, dan pertemanan yang
lebih dekat satu sama lain, sehingga dapat mengenal masing-masing
pribadi setiap individu dari kelompok kami. Selain itu kelompok kami
juga mendapatkan pengalaman baru yang berharga dalam membuat maket
dan program di Arduino serta melatih kekreatifan dalam membuat suatu
proyek.
Saran:
Untuk
ke depannya, sistem ujian praktik bisa berkolaborasi dengan seni
budaya, dimana kita dapat membuat sebuah maket sesuai dengan
keragaman budaya yang ada di Indonesia, gunanya untuk mencintai
bangsa kita sendiri dan mengenalkan kekreatifan generasi anak muda
jaman sekarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Andy,Dkk,
2015. Sistem pemrogram Pascal, C++ dan Asembly. Pt.
Erlangga Surabaya, Halalaman
12
sd 25. Jakarta
Nuh.M.
2000. Komponen Elektronika Aktif Pasif untuk Rangkaian Elektronika
Sederhana, PT
Gramedia,
Halaman 5 sd 12. Surabaya.
Samudra,
2016. Mikrokontroller Atmega823, Materi TIK Kelas 12 SMA Santa Maria
Surabaya,
MGMP
Kota Surabaya
Google.com,
di akses Rabu,18 juli 2017. 12.50.50
95, bagan kerangka beepikir mana, flowcart juga
BalasHapus95, bagan kerangka beepikir mana, flowcart juga
BalasHapus